Lempar Lembing
Pengertian Lempar Lembing
Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat panjang berujung runcing, atau lebih familiar disebut sebagai tombak. Namun pada konteks olah raga, lempar lembing dapat didefinisikan sebagai salah satu nomor atletik melempar di mana sang atlet mempertunjukkan kemampuannya untuk melempar sebuah lembing dengan gaya dan teknik tertentu dengan mengikuti segala peraturan dalam pertandingan tersebut untuk memperoleh jarak lempar terjauh.
Gaya memegang lembing
1. Gaya amarika
Cara memegang Lembing Gaya ini tentu saja berasal dari Amerika, secara
lebih spesifik diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Amerika. Namun
kemudian gaya ini diadaptasi di seluruh dunia. Pada gaya ini, posisi jari
ketika memegang lembing adalah jari telunjuk dan jari jempol menggenggam
pegangan lembing pada batas tali bagian belakang, tiga jari berikutnya
menggenggam pegangan namun tidak terlalu kuat atau renggang yang berfungsi
hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing ketika dibawa berlari pada saat
awalan.
2. Gaya Lempar Lembing Finlandia
Sebagaimana gaya Amerika, gaya
Finlandiapun juga diperkenalkan oleh atlet lempar lembing asal Finlandia.
Hampir mirip dengan gaya Amerika, pada gaya Finlandia jari jempol dan jari
tengah bertugas menggenggam pegangan lembing paling belakang, sementara jari
telunjuk lurus menahan lembing dan jari-jari sisanya hanya menggenggam longgar
pegangan lembing bagian depan. Gaya ini cenderung lebih mudah dipraktikkan
oleh pemula karena keseimbangan lembing dijaga oleh jari telunjuk dalam posisi
lurus, dan jari manis dan kelingking dalam posisi menggenggam longgar.
3. Gaya
Lempar Lembing Penjepit / Tang
Entah darimana asalanya gaya ini, namun gaya
penjepit atau tang juga sering dipergunakan oleh atlet untuk memegang lembing.
Posisi tangan pada gaya ini adalah jari telunjuk dan jari tengah menjepit
pegangan paling belakang lembing, sementara jari jempol, jari manis dan
telunjuk menggenggam longgar lembing bagian pegangan sisanya. Gaya ini juga
bisa dikatakan stabil dan mudah dipraktikkan oleh pemula.
Selain gaya dalam
memegang lembing, ada juga gaya dalam memulai awalan hingga melakukan
lemparan.
Gaya ini fokus pada langkah kaki dengan dua jenis, yakni:
1. Hop
Step / Gaya Berjingkat
via pinterest.com
Teknik ini dimulai dengan
melangkahkan kaki dengan cara berjingkat mulai dari kecepatan sedang menuju
kecepatan tinggi. Gaya ini berdampingan dengan gaya memegang lembing cara
Finlandia dan tang dimana posisi lembing berada di atas bahu, baik dibawa
sejajar bahu pada saat awalan atau berada pada posisi atas lurus ke depan.
Gaya ini dipergunakan untuk menciptakan gaya dorong pada seluruh bagian tubuh
ke arah depan yang dipusatkan pada lengan pembawa lembing. Pada saat melempar,
karena saking kuatnya daya dorong yang diciptakan tubuh akan melompat dan
jatuh kedepan setelah lembing terlempar. Gaya ini, secara teori, biasanya akan
menghasilkan lemparan ke arah tengah lapangan atau kurang lebih lurus dengan
posisi pelempar.
2. Cross Step / Gaya Menyilang
via wikihow.com Gaya cross
step atau langkah menyilang ini akan tampak pada saat atlet sampai pada 2-3
langkah terakhir sebelum melempar. Silangan kaki dihasilkan dari putaran badan
sejak hendak melempar hingga mulai melempar. Karena badan berputar dari arah
kanan ke kiri, demikian pula dengan posisi kaki sehingga tampak menyilang.
Gaya ini biasanya bersanding dengan gaya memegang lembing Amerika yang
cenderung mengarahkan ujung tombak ke atas dengan sudut 45 derajad. Awalan
yang digunakan adalah lari biasa dengan kecepatan sedang menuju kecepatan
tinggi. Silangan kaki dan badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar
akan menghasilkan daya lempar yang kuat dengan arah yang lebih cenderung
menyamping alias tidak terlalu ketengah. Berbeda dengan gaya hop step, pada
gaya cross step ini tubuh atlet tak akan jatuh ke depan seusai melemparkan
lembing.
Kalaupun tubuh jatuh, maka tubuh tersebut akan jatuh ke samping
mengikuti arah putaran tubuh dan Teknik Dasar Lempar Lembing via pinterest.com
Pada dasarnya, teknik lempar lembing bisa dibagi menjadi 3, yakni: 1. Cara
Memegang Lembing Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, ada tiga
gaya dalam memegang lembing, yakni gaya Amerika, Finlandia, dan tang. Atlet
akan memilih salah satu gaya ini. Setelah itu, barulah ia memulai awalan. 2.
Cara Memulai Awalan Yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah
posisi tubuh saat bersiap, posisi kepala dan mata saat berlari, posisi lengan
saat membawa lembing, dan gaya dalam melangkah dan melempar (hop cross/step
cross). 3. Cara melempar Sebelum melempar, maka posisi lembing ditarik ke
samping kanan-belakang, lalu dilempar sekuat-kuatnya ke arah depan. Pastikan
ujung lembing mengarah ke depan-atas dengan sudut 45 derajad. Usahakan seluruh
tubuh pada saat melempar tidak kaku melainkan mengalir mengikuti efek lemparan
sehingga seluruh tubuh akan ikut melepaskan energi lemparan dan bukan
sebaliknya, menjadi penghambat lemparan.
Teknik Lempar Lembing
Berikut ini merupakan salah satu contoh teknik dalam lempar
lembing yang menggunakan gaya hop step dan pegangan Finlandia:
1. Awalan
Posisi tubuh pada awal persiapan adalah tegak lurus, tangan kanan memegang
lembing pada posisi horizontal di atas pundak sehingga siku lengan pembawa
lembing tertekuk. Bernafas rileks dan dalam. Kepala tegak lurus dengan
pandangan mata ke depan sejauh mungkin. Setelah siap dan terdengar aba-aba
wasit, maka kaki mulai berlari dengan sedikit berjingkat untuk menegaskan gaya
ini, disusul dengan lari normal dengan kecepatan tinggi sambil masih
mempertahankan posisi lengan membawa lembing. Pada 6 langkah terakhir, gerakan
kaki kembali berjingkat dan bersiap untuk melakukan lemparan.
2. Melempar Pada
empat langkah sebelum terakhir, lembing ditarik ke belakang dan menghadap ke
atas dengan sudut 45 derajad, tatapan mata fokus pada titik lempar terjauh,
energi fokus untuk melempar dan langkah ke tiga sebelum terakhir kaki kanan
berjingkat dan badan sedikit terangkat, kaki kiri menjadi tumpuan jatuh,
kemudian kaki kanan sedikit menekuk kebawah dan langsung melakukan tolakan
kedepan sembari melemparkan lembing.
3. Pasca Melempar Kadangkala tolakan yang
besar dan lemparan yang kuat ke arah depan membuat seluruh tubuh juga seolah
terlempar kedepan sehingga tak jarang lemparan semacam ini membuat atlet jatuh
ke depan karena menahan tubuh untuk mengarah ke depan justru akan menghambat
lemparan. Oleh karenanya, posisi kepala tak boleh sedikitpun menunduk meski
telah melempar lembing karena jika kepala menunduk dan tubuh jatuh kedepan,
dikhawatirkan akan membuat wajah cidera karena terbentur tanah. Jikalau tubuh
jatuh, usahakan jatuh dengan tumpuan dada dan kedua tangan pada saat
bersamaan.
Ukuran Lempar Lembing
Lembing yang digunakan dalam pertandingan
lempar lembing memiliki standard internasional yang mana:
Lembing untuk atlet
putra dan atlet putri berbeda.
Lembing untuk atlet putra memiliki panjang 2,60
meter-2,70 meter dengan berat 800 gram
Lembing untuk atlet putri
berukuran panjang 2,20 meter-2,30 meter dengan berat 600 gram.
Peraturan Lempar Lembing
Dalam pertandingan berskala internasional
seperti olimpiade, semua lembing disediakan oleh panitia penyelenggara dan
semua yang dipergunakan telah diperiksa sedemikian rupa hingga masing-masing
99% identik satu sama lain berdasarkan kelasnya.
Namun untuk pertandingan
berskala kecil seperi pertandingan tingkat lokal atau daerah, atlet boleh
membawa lembing sendiri asalkan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
panitia. Ketika dalam pertandingan, atlet lempar lembing hanya boleh
menggunakan awalan hingga melempar pada tempat yang disediakan.
Melempar
melebihi batas yang ditentukan merupakan lemparan yang tidak sah. Pendaratan
lembing bisa dinyatakan sah dan dapat dinilai apabila bagian lembing yang
jatuh terlebih dahulu merupakan mata lembing pada area yang disediakan dengan
posisi menancap tanah atau hanya menggores tanah.
Pada saat awalan, lembing
sama sekali tidak boleh menyentuh tanah karena hal itu akan dinyatakan sebagai
diskualifikasi yang setara dengan apabila atlet melempar di luar area yang
disediakan, misalnya melebihi batas awalan.
Semua atlet akan bertanding untuk
memperoleh jarak terjauh dari lembing yang telah terlempar dan masing-masing
atlet hanya memiliki 1 kali kesempatan untuk melempar lembing.
Lapangan Lempar
Lembing
via pinterest.com
Dari gambar di atas, ada tiga bagian lapangan lempar
lembing, yakni jalur awalan, sudut lemparan dan sektor lemparan lembing.
Berikut penjelasannya
1.Jalur awalan merupakan trak dengan panjang minimal 30
meter dan maksimal 45 meter.
Jalur ini memiliki lebar 4 meter.
2.Sementara
pada area gambar sudut merupakan area untuk melemparkan lembih setelah berlari
dalam trak awalan. Dari poros tengah menuju pojok busur, sudut yang terbentuk
adalah 30 derajad. Sudut ini merupakan petunjuk garis batas luar kanan dan
kiri area sektor lemparan. Jarak antara titik A atau titik ancang-ancang untuk
melempar hanyalah 8 meter dari bibir busur, yakni garis akhir yang tak boleh
dilewati oleh atlet ketika melempar. Namun boleh disentuh jika sudah melempar,
misalnya untuk menjatuhkan tubuh.
3.Sektor lemparan merupakan lapangan yang
berbentuk kerucut dengan sudut sebagaimana telah ditetapkan di area sudut.
Panjang lepangan pendaratan ini minimal 100 meter karena sejauh ini belum ada
atlet yang bisa melempar lembing sejauh 100 meter.
Komentar
Posting Komentar