ATLETIK TOLAK PELURU
ATLETIK TOLAK PELURU
Lapangan
Tolak Peluru
Ketentuan untuk berat peluru adalah
sebagai berikut.
- Untuk senior putra : 7,257 kg
- Untuk senior putri : 4 kg
- Untuk junior putra : 5 kg
- Untuk junior putri : 3 kg
Kesalahan/Kegagalan
Dalam Tolak Peluru
- Mengenai batas pada balok bagian atas
- Mengenai lingkaran di luar tanah
- Keluar atau masuk lingkaran dari muka garis tengah
- Ketika dipanggil selama kurang lebih 3 menit sebelum menolak
- Menaruh peluru dibelakang kepala
- Peluru terjatuh di luar sektor lingkaran
- Menginjak garis lingkaran lapangan
- Keluar lewat depan garis lingkaran
- Keluar lingkaran tidak berjalan dengan tenang
- Gagal melempar peluru sebanyak 3 kali lemparan.
selain itu :
Teknik Lepas Peluru yang Salah: Salah satu kesalahan paling umum adalah teknik lepas peluru yang tidak benar. Ini termasuk posisi tubuh yang buruk, penempatan peluru yang tidak tepat di tangan, atau gerakan tubuh yang tidak koordinatif saat melempar.
Keseimbangan yang Hilang: Keseimbangan yang hilang selama melempar dapat mengakibatkan kehilangan kontrol dan jatuh keluar dari lingkaran. Keseimbangan yang baik sangat penting dalam tolak peluru.
Langkah Melanggar: Atlet tidak boleh melanggar garis tepi lingkaran selama melempar peluru. Melanggar garis ini dapat mengakibatkan lemparan dinyatakan tidak sah.
Peluru Tidak Stabil: Memegang peluru dengan tidak stabil atau tidak memiliki kendali yang baik atasnya dapat mengakibatkan peluru jatuh atau melempar tidak efektif.
Kekurangan Kekuatan: Kekurangan kekuatan fisik bisa menjadi faktor kegagalan. Tolak peluru memerlukan kekuatan tubuh yang signifikan, terutama di bagian tubuh bagian bawah, dan kurangnya kekuatan ini dapat menghambat jarak lemparan.
Kurangnya Pemanasan dan Peregangan yang Tepat: Kegagalan untuk melakukan pemanasan dan peregangan yang cukup dapat mengakibatkan cedera otot atau kekakuan tubuh, yang dapat mempengaruhi penampilan dalam tolak peluru.
Tekanan Psikologis: Tekanan psikologis dan stres kompetisi dapat memengaruhi penampilan atlet. Kegelisahan atau kurangnya fokus mental dapat mengganggu teknik dan hasil.
Penilaian Hakim yang Tidak Menguntungkan: Terkadang, hasil tolak peluru dapat dipengaruhi oleh penilaian hakim yang subjektif. Ini bisa menjadi faktor yang tidak dapat dikontrol oleh atlet.
Cedera Fisik: Cedera fisik, seperti cedera bahu atau lutut, dapat menghalangi kemampuan atlet untuk berpartisipasi atau tampil baik dalam tolak peluru.
Penting bagi seorang atlet tolak peluru untuk terus berlatih, memperbaiki teknik, dan memastikan kesehatan fisiknya. Hal ini akan membantu mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam kompetisi serta meningkatkan peluang untuk mencapai hasil yang baik. Selain itu, mendapatkan bimbingan dari pelatih berpengalaman juga dapat membantu atlet mengatasi kesalahan teknis dan mental.
Hal Yang Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Hal dalam mempelajari teknik tolak
peluru:
1. Hal-hal yang disarankan
·
Bawalah
tungkai kiri merndah
·
Dapatkan
keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin
dibelakang
·
Menjaga
agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak
·
Hasilkan
rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
·
Putar
kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran
·
Pertahankan
pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri
dalm sebuah posisi mendekati badan
·
Tahanlah
sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2. Beberapa hal yang harus dihindari
·
Tidak
memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
·
Melakukan
lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
·
Mengangkat
badan tinggi ketika melakukan luncuran
·
Tidak
cukup jauh menarik kaki kanan dibawah bada
·
Mendarap
dengan kaki kaana menghadap ke belakang
·
Menggerakkkan
tungkai kiri terlalu banyak kesamping
·
Terlalu
awal membuka badan
·
Mendarat
dengan badan menghadap kesamping atau depan
1. Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak
peluru :
- Menyentuh balok batas sebelah
atas
- Menyentuh tanah di luar
lingkaran
- Keluar masuk lingkaran dari
muka garis tengah
- Dipanggil selama 3 menit
belum menolak
- Peluru di taruh di belakang
kepala
- Peluru jatuh di luar sektor
lingkaran
- Menginjak garis lingkar
lapangan
- Keluar lewat depan garis
lingkar
- Keluar lingkaran tidak
dengan berjalan tenang
- Peserta gagal melempar sudah
3 kali lemparan
D. Peraturan Tolak Peluru
Ada duabelas poin peraturan dalam cabang olah raga tolak peluru yang wajib ditaati para
atlet.
1. Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya, para atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
2. Atlet tolak peluru hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
3. Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.
4. Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
5. Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan tolakan.
6. Atlet akan di diskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan, misalnya di belakang kepala atau di depan perut.
7. Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
8. Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja kakinya berada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
9. Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92 derajat). Atlet akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor pendaratan atau tiga kali melakukan kegagalan.
10. Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai ke tengah lingkaran.
11. Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui sisi belakang lingkaran.
12. Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
Gaya Dalam Tolak Peluru
1. Gaya Ortodoks
Gaya ortodoks dalam tolak peluru mengacu pada teknik yang paling umum digunakan oleh para atlet dalam olahraga ini. Teknik ini melibatkan tiga tahap utama: persiapan awal, gerakan peluncuran, dan penyelesaian. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Persiapan Awal:
- Atlet berdiri di dalam lingkaran peluru dengan peluru yang diposisikan di dekat leher.
- Kaki yang berada di sisi peluru (sisi tangan yang memegang peluru) adalah kaki depan, dan kaki yang berlawanan adalah kaki belakang. Posisi ini adalah kebalikan dari posisi kaki saat berdiri secara alami.
- Tangan non-dominan (tangan yang tidak memegang peluru) digunakan untuk mendukung peluru di bawah peluru. Ini membantu menjaga peluru tetap stabil selama persiapan.
2. Gerakan Peluncuran:
- Atlet mengambil beberapa langkah ke belakang untuk membangun momentum. Jumlah langkah ini bervariasi tergantung pada preferensi atlet dan teknik yang digunakan, tetapi biasanya antara tiga hingga enam langkah.
- Setelah mengambil langkah-langkah tersebut, atlet melakukan gerakan berputar sambil memindahkan berat tubuh dari satu kaki ke kaki yang lain.
- Tangan yang memegang peluru bergerak ke belakang dan kemudian ditempatkan di depan badan. Pada saat ini, peluru masih berada di bawah leher.
- Pada langkah terakhir gerakan putaran, atlet mendorong peluru ke depan dengan kecepatan dan kekuatan maksimal. Pada saat ini, peluru ditinggalkan dari tangan atlet dan diluncurkan ke depan.
3. Penyelesaian:
- Setelah melempar peluru, atlet harus menjaga keseimbangan dan menghindari melanggar garis lingkaran.
- Jarak lemparan diukur dari titik tempat peluru pertama kali mengenai tanah setelah dilempar.
Teknik ini memerlukan latihan dan koordinasi yang baik untuk dikuasai dengan baik. Selain itu, penting untuk memahami teknik seperti bagaimana menggerakkan tubuh dengan benar selama putaran dan bagaimana memanfaatkan momentum untuk melempar peluru sejauh mungkin.
Gaya ortodoks adalah salah satu teknik yang paling umum digunakan dalam tolak peluru, tetapi ada juga teknik lain seperti teknik gliding yang melibatkan gerakan meluncur daripada berputar. Beberapa atlet mungkin memilih teknik yang lebih sesuai dengan gaya mereka dan kekuatan fisik mereka. Yang paling penting adalah terus berlatih, menerima bimbingan dari pelatih berpengalaman, dan memperbaiki teknik agar mencapai hasil terbaik dalam tolak peluru.
2. Gaya O"Brian
Gaya O'Brien adalah salah satu teknik dalam tolak peluru yang dikembangkan oleh Robert O'Brien, seorang pelatih tolak peluru yang terkenal. Teknik ini adalah variasi dari teknik ortodoks yang telah dijelaskan sebelumnya. Gaya O'Brien memodifikasi beberapa aspek teknik tradisional untuk mengoptimalkan performa. Berikut adalah cara melakukannya:
1. Persiapan Awal:
- Atlet berdiri di dalam lingkaran peluru dengan peluru yang diposisikan di dekat leher.
- Posisi kaki adalah seperti dalam teknik ortodoks, yaitu kaki yang berada di sisi peluru (sisi tangan yang memegang peluru) adalah kaki depan, dan kaki yang berlawanan adalah kaki belakang.
2. Gerakan Peluncuran:
- Teknik O'Brien memperkenalkan dua perubahan utama dalam gerakan peluncuran:
- Gerakan Lompatan (Hitch Jump): Atlet melakukan gerakan lompatan atau "hitch jump" sebelum gerakan putaran. Ini adalah langkah melompat kecil dengan kaki belakang untuk menghasilkan tambahan momentum horizontal sebelum putaran dimulai.
- Gerakan Peluncuran: Setelah gerakan lompatan, atlet melakukan gerakan putaran seperti dalam teknik ortodoks, memindahkan berat tubuh dari satu kaki ke kaki yang lain.
- Tangan yang memegang peluru bergerak ke belakang dan kemudian ditempatkan di depan badan. Pada saat ini, peluru masih berada di bawah leher.
- Pada langkah terakhir gerakan putaran, atlet mendorong peluru ke depan dengan kecepatan dan kekuatan maksimal. Pada saat ini, peluru ditinggalkan dari tangan atlet dan diluncurkan ke depan.
3. Penyelesaian:
- Setelah melempar peluru, atlet harus menjaga keseimbangan dan menghindari melanggar garis lingkaran.
- Jarak lemparan diukur dari titik tempat peluru pertama kali mengenai tanah setelah dilempar.
Gaya O'Brien dimaksudkan untuk meningkatkan momentum horizontal pada saat peluncuran dengan memasukkan gerakan lompatan sebelum gerakan putaran. Ini dapat membantu atlet mencapai jarak lemparan yang lebih baik. Namun, seperti halnya dengan semua teknik tolak peluru, diperlukan latihan intensif dan pemahaman yang baik tentang teknik ini untuk menguasainya. Bimbingan dari pelatih berpengalaman juga sangat penting dalam mengadopsi gaya O'Brien atau teknik lainnya dalam tolak peluru
Komentar
Posting Komentar