ATLETIK TOLAK PELURU

ATLETIK 
TOLAK PELURU 



 

Tolak Peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang melibatkan pelemparan peluru sejauh mungkin. Olahraga ini biasanya dimainkan di lapangan yang memiliki area khusus untuk tolak peluru, dan peserta harus melempar peluru seberat mungkin dengan teknik yang benar. Ini adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam program Olimpiade dan kompetisi atletik tingkat nasional dan internasional.
Dalam tolak peluru, atlet berdiri di dalam lingkaran yang biasanya terbuat dari beton atau logam. Mereka memegang peluru, yang merupakan bola berat yang terbuat dari logam, plastik, atau bahan lainnya, dan mereka harus melemparkannya sejauh mungkin dalam upaya satu atau beberapa lemparan.
Poin-poin penting dalam tolak peluru termasuk teknik lempar yang benar, kekuatan, dan keseimbangan. Atlet harus memiliki keterampilan teknis untuk melempar peluru dengan baik sambil mempertahankan keseimbangan dalam lingkaran. Biasanya, hasil tolak peluru diukur dari titik tempat peluru pertama kali mengenai tanah setelah dilempar.
Tolak Peluru merupakan cabang olahraga yang memerlukan kekuatan fisik yang besar serta teknik yang baik, sehingga atlet harus berlatih secara intensif untuk mencapai performa terbaik mereka dalam kompetisi.

Lapangan Tolak Peluru


Ketentuan untuk berat peluru adalah sebagai berikut.

- Untuk senior putra : 7,257 kg

- Untuk senior putri : 4 kg

- Untuk junior putra : 5 kg

- Untuk junior putri : 3 kg

Kesalahan/Kegagalan Dalam Tolak Peluru

Dalam tolak peluru, ada banyak kesalahan atau kegagalan yang dapat terjadi, dan ini dapat memengaruhi hasil akhir seorang atlet dalam kompetisi. Berikut beberapa contoh kesalahan atau kegagalan yang sering terjadi dalam tolak peluru:

  1. Mengenai batas pada balok bagian atas 
  2. Mengenai lingkaran di luar tanah 
  3. Keluar atau masuk lingkaran dari muka garis tengah
  4. Ketika dipanggil selama kurang lebih 3 menit sebelum menolak
  5. Menaruh peluru dibelakang kepala
  6. Peluru terjatuh di luar sektor lingkaran
  7. Menginjak garis lingkaran lapangan
  8. Keluar lewat depan garis lingkaran
  9. Keluar lingkaran tidak berjalan dengan tenang
  10. Gagal melempar peluru sebanyak 3 kali lemparan.

selain itu :

  1. Teknik Lepas Peluru yang Salah: Salah satu kesalahan paling umum adalah teknik lepas peluru yang tidak benar. Ini termasuk posisi tubuh yang buruk, penempatan peluru yang tidak tepat di tangan, atau gerakan tubuh yang tidak koordinatif saat melempar.

  2. Keseimbangan yang Hilang: Keseimbangan yang hilang selama melempar dapat mengakibatkan kehilangan kontrol dan jatuh keluar dari lingkaran. Keseimbangan yang baik sangat penting dalam tolak peluru.

  3. Langkah Melanggar: Atlet tidak boleh melanggar garis tepi lingkaran selama melempar peluru. Melanggar garis ini dapat mengakibatkan lemparan dinyatakan tidak sah.

  4. Peluru Tidak Stabil: Memegang peluru dengan tidak stabil atau tidak memiliki kendali yang baik atasnya dapat mengakibatkan peluru jatuh atau melempar tidak efektif.

  5. Kekurangan Kekuatan: Kekurangan kekuatan fisik bisa menjadi faktor kegagalan. Tolak peluru memerlukan kekuatan tubuh yang signifikan, terutama di bagian tubuh bagian bawah, dan kurangnya kekuatan ini dapat menghambat jarak lemparan.

  6. Kurangnya Pemanasan dan Peregangan yang Tepat: Kegagalan untuk melakukan pemanasan dan peregangan yang cukup dapat mengakibatkan cedera otot atau kekakuan tubuh, yang dapat mempengaruhi penampilan dalam tolak peluru.

  7. Tekanan Psikologis: Tekanan psikologis dan stres kompetisi dapat memengaruhi penampilan atlet. Kegelisahan atau kurangnya fokus mental dapat mengganggu teknik dan hasil.

  8. Penilaian Hakim yang Tidak Menguntungkan: Terkadang, hasil tolak peluru dapat dipengaruhi oleh penilaian hakim yang subjektif. Ini bisa menjadi faktor yang tidak dapat dikontrol oleh atlet.

  9. Cedera Fisik: Cedera fisik, seperti cedera bahu atau lutut, dapat menghalangi kemampuan atlet untuk berpartisipasi atau tampil baik dalam tolak peluru.

Penting bagi seorang atlet tolak peluru untuk terus berlatih, memperbaiki teknik, dan memastikan kesehatan fisiknya. Hal ini akan membantu mengurangi kesalahan dan kegagalan dalam kompetisi serta meningkatkan peluang untuk mencapai hasil yang baik. Selain itu, mendapatkan bimbingan dari pelatih berpengalaman juga dapat membantu atlet mengatasi kesalahan teknis dan mental. 


Hal Yang Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru

Pada materi sebelumnya kita telah sedikit belajar tentang materi tolak peluru yang berhubungan dengan hakikat, teknik dasar sampai pada gaya dalam Tolak peluru. Pada saat ini kita akan belajar sedikit tentang hal apa yang diperhatikan dalam teknik dasar Tolak Peluru.

 

Hal  dalam mempelajari teknik tolak peluru:

1. Hal-hal yang disarankan

·         Bawalah tungkai kiri merndah

·         Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang 

·         Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak 

·         Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan 

·         Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran 

·         Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan 

·         Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

2. Beberapa hal yang harus dihindari

·         Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan 

·         Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan 

·         Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran 

·         Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah bada 

·         Mendarap dengan kaki kaana menghadap ke belakang 

·         Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping 

·         Terlalu awal membuka badan 

·         Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan 

1. Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :

  • Menyentuh balok batas sebelah atas
  • Menyentuh tanah di luar lingkaran
  • Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
  • Dipanggil selama 3 menit belum menolak
  • Peluru di taruh di belakang kepala
  • Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
  • Menginjak garis lingkar lapangan
  • Keluar lewat depan garis lingkar
  • Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
  • Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan 

  D. Peraturan Tolak Peluru

 Ada duabelas poin peraturan dalam cabang olah raga tolak peluru yang wajib ditaati para atlet.

1.     Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya, para atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.

2.     Atlet tolak peluru hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.

3.     Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.

4.     Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.

5.     Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan tolakan.

6.     Atlet akan di diskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan, misalnya di belakang kepala atau di depan perut.

7.     Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.

8.     Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja kakinya berada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.

9.     Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92 derajat). Atlet akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor pendaratan atau tiga kali melakukan kegagalan.

10.   Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai ke tengah lingkaran.

11.   Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui sisi belakang lingkaran.

12.   Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.


Gaya Dalam Tolak Peluru 


1. Gaya Ortodoks

Gaya ortodoks dalam tolak peluru mengacu pada teknik yang paling umum digunakan oleh para atlet dalam olahraga ini. Teknik ini melibatkan tiga tahap utama: persiapan awal, gerakan peluncuran, dan penyelesaian. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Persiapan Awal:

  • Atlet berdiri di dalam lingkaran peluru dengan peluru yang diposisikan di dekat leher.
  • Kaki yang berada di sisi peluru (sisi tangan yang memegang peluru) adalah kaki depan, dan kaki yang berlawanan adalah kaki belakang. Posisi ini adalah kebalikan dari posisi kaki saat berdiri secara alami.
  • Tangan non-dominan (tangan yang tidak memegang peluru) digunakan untuk mendukung peluru di bawah peluru. Ini membantu menjaga peluru tetap stabil selama persiapan.

2. Gerakan Peluncuran:

  • Atlet mengambil beberapa langkah ke belakang untuk membangun momentum. Jumlah langkah ini bervariasi tergantung pada preferensi atlet dan teknik yang digunakan, tetapi biasanya antara tiga hingga enam langkah.
  • Setelah mengambil langkah-langkah tersebut, atlet melakukan gerakan berputar sambil memindahkan berat tubuh dari satu kaki ke kaki yang lain.
  • Tangan yang memegang peluru bergerak ke belakang dan kemudian ditempatkan di depan badan. Pada saat ini, peluru masih berada di bawah leher.
  • Pada langkah terakhir gerakan putaran, atlet mendorong peluru ke depan dengan kecepatan dan kekuatan maksimal. Pada saat ini, peluru ditinggalkan dari tangan atlet dan diluncurkan ke depan.

3. Penyelesaian:

  • Setelah melempar peluru, atlet harus menjaga keseimbangan dan menghindari melanggar garis lingkaran.
  • Jarak lemparan diukur dari titik tempat peluru pertama kali mengenai tanah setelah dilempar.

Teknik ini memerlukan latihan dan koordinasi yang baik untuk dikuasai dengan baik. Selain itu, penting untuk memahami teknik seperti bagaimana menggerakkan tubuh dengan benar selama putaran dan bagaimana memanfaatkan momentum untuk melempar peluru sejauh mungkin.

Gaya ortodoks adalah salah satu teknik yang paling umum digunakan dalam tolak peluru, tetapi ada juga teknik lain seperti teknik gliding yang melibatkan gerakan meluncur daripada berputar. Beberapa atlet mungkin memilih teknik yang lebih sesuai dengan gaya mereka dan kekuatan fisik mereka. Yang paling penting adalah terus berlatih, menerima bimbingan dari pelatih berpengalaman, dan memperbaiki teknik agar mencapai hasil terbaik dalam tolak peluru.

  2. Gaya O"Brian 

Gaya O'Brien adalah salah satu teknik dalam tolak peluru yang dikembangkan oleh Robert O'Brien, seorang pelatih tolak peluru yang terkenal. Teknik ini adalah variasi dari teknik ortodoks yang telah dijelaskan sebelumnya. Gaya O'Brien memodifikasi beberapa aspek teknik tradisional untuk mengoptimalkan performa. Berikut adalah cara melakukannya:

1. Persiapan Awal:

  • Atlet berdiri di dalam lingkaran peluru dengan peluru yang diposisikan di dekat leher.
  • Posisi kaki adalah seperti dalam teknik ortodoks, yaitu kaki yang berada di sisi peluru (sisi tangan yang memegang peluru) adalah kaki depan, dan kaki yang berlawanan adalah kaki belakang.

2. Gerakan Peluncuran:

  • Teknik O'Brien memperkenalkan dua perubahan utama dalam gerakan peluncuran:
    • Gerakan Lompatan (Hitch Jump): Atlet melakukan gerakan lompatan atau "hitch jump" sebelum gerakan putaran. Ini adalah langkah melompat kecil dengan kaki belakang untuk menghasilkan tambahan momentum horizontal sebelum putaran dimulai.
    • Gerakan Peluncuran: Setelah gerakan lompatan, atlet melakukan gerakan putaran seperti dalam teknik ortodoks, memindahkan berat tubuh dari satu kaki ke kaki yang lain.
    • Tangan yang memegang peluru bergerak ke belakang dan kemudian ditempatkan di depan badan. Pada saat ini, peluru masih berada di bawah leher.
    • Pada langkah terakhir gerakan putaran, atlet mendorong peluru ke depan dengan kecepatan dan kekuatan maksimal. Pada saat ini, peluru ditinggalkan dari tangan atlet dan diluncurkan ke depan.

3. Penyelesaian:

  • Setelah melempar peluru, atlet harus menjaga keseimbangan dan menghindari melanggar garis lingkaran.
  • Jarak lemparan diukur dari titik tempat peluru pertama kali mengenai tanah setelah dilempar.

Gaya O'Brien dimaksudkan untuk meningkatkan momentum horizontal pada saat peluncuran dengan memasukkan gerakan lompatan sebelum gerakan putaran. Ini dapat membantu atlet mencapai jarak lemparan yang lebih baik. Namun, seperti halnya dengan semua teknik tolak peluru, diperlukan latihan intensif dan pemahaman yang baik tentang teknik ini untuk menguasainya. Bimbingan dari pelatih berpengalaman juga sangat penting dalam mengadopsi gaya O'Brien atau teknik lainnya dalam tolak peluru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ATLETIK LARI CEPAT

Lari 400 M

Ringkasan materi atletik kelas XI kurikulum Merdeka